Minggu, 25 November 2012

MAkalah Kependudukan dan Ketenagakrjaan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang

Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pula Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar  New York. Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda.Sejak kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak dipergunakan. Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
·         Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di Kalimantan dan Irian.
·         Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
·         Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi diJakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
·         Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius
·         Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi

1.2          Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana laju pertumbuhan penduduk di Indonesisa?
2.      Bagaimana karateristik kependudukan Indonesia?
3.      Bagaimanakah kesempatan kerja di Indonesia?
4.      Bagaimana campur tangan pemerintah tentang kependudukan dan tenagakerjaaan?

1.3         Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah teori ekonomi makro dan membeikan sedikit pengetahuan bagi para pembaca tentang kependudukan dan ketenagakerjaan.








BAB II
POKOK PMBAHASAN


2.1.       Petumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun1995 sampai 2000. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang,diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosialdan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang.


2.2.       Struktur Umur Dan Penyebaran Penduduk

Tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menyebabkan proporsi penduduk yang belum dewasa  menjadi bertambah tinggi dan jumlah anggota keluarga berumur dibawah 15 tahun sebesar 25-30 persen dari seluruh jumlah mereka, sedangkan di Negara yang sedang berkambang proporsi tersebut antara 40-45 persen.

keadaan sebaliknya terdapat pada keadaan penduduk yang berumur antara 15-64 tahun. Proporsi kelompok umur tersebut adalah antara sekitar 67 persen, sedangkan di Negara yang sedang berkembang proporsi tersebut antara 40-45 persen.
Besarnya golongan umur anak-anak, yang disebabkan oleh tingginya angka kelahiran, merupakan factor penghambat pembangunan ekonomi, karena sebagian pendapatan yang diperoleh yang sebeenarnya harus ditabung untuk kemudian untuk di investasikan untuk kegiatan ekonomi, terpaksa harus dikeluarkan untuk kepentingan sandang dan pangan mereka yang merupakan beban tanggungan penduduk itu sebagaimana telah diurikan diatas. Di Negara Negara yang mepunyai beban  tanggungan yang rendah, investasi-investasi dapat dilaksanakan dengan baik untuk menaikan tingkat kemakmuran Negara. Dan negara-negara ini justru merupakan negara yang sudah maju dalam kehidupan ekonomi.

Masalah kependudukan lain yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan, adalah pola penyebaran penduduk dan mobilitas tenaga kerja yang kurang seimbang memepunyai pengaruh yang luas terhadap berbagai segi kehidupan manusia dan lingkungannya. Kepadatan penduduk yang tinggi mengakibatkan makin kecilnya luas pemilik tanah pertanian bagi para petani di satu sisi. Sebaliknya di sisi lain banyak tanah tanah kosong yang belum dimafaatkan secara optimal oleh karena kekurangan tenaga kerja. Keadaan yang demikian kurang menguntungkan bagi pelaksanaan ekonomi.





2.3.       Penduduk: Antara Penghambat  Dan Pemacu Pertumbuhan Ekonomi

Penduduk berfungsi ganda dalam  perekonomia, dalam konteks pasar  ia berada baik di sisi permintaan maupun disisi pepnawaran. Di sisi permintaan ,penduduk adalah konsumen sumber permintaan akan barang barang dan jasa. Di sisi penawaran, penduduk adalah produsen, jika ia pengusaha atau pedagang atau tenaga kerja, jika ia semata mata pekerja. Dalam konteks pembangunan, pandanga n terhadap penduduk terpecah dan ada yang mengenggapnya sebagai penghambat ekonomi pembangunan dan ada pula yang menganggapnya sebagai pemacu pembangunan.

Dalam literature kuno, pada umumnya penduduk dipandang sebagai penghambat pembangunan. Keberadaannya apalagi dalam jumlah yang besar dan dengan pertumbuhan yang tinggi, dinilai hanya menambah beban pembangunan. Dinyatakan dengan kalimat yang lebih lugas jumlah penduduk yang besar memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan banyak masalah ketenagakerjaan. Dalam literature literature modern  penduduk justru dipandang sebagai pemacu pembangunan. Berlangsungnya  kegiatan produksi adalah berkat adanya orang yang membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa  yang dihasilkan.  Konsumsi dari penduduk inilah yang menimbulkan permintaan agregat pada gilirannya, peningkatan konsumsi  agregat memungkikan usaha usaha produktif berkembang, begitu pula perekonomian secara keseluruhan. Jadi, perkembangan ekonomi turut ditentukan oleh permintaan yang datang dari pennduduk.

Tentu saja tidak sembarang penduduk dengan sendirinya akan mengembangkan perekonomian di sisi konsumsi, permintaan akan menigkat hanya jika penduduk selaku konsumen mempunyai daya beli yang menjangkau. Sedangkan di sisi produksi, penawaran akan tanggap hanya jika penduduk selaku produsen atau sumber daya manusia memiliki kapasitas produktif yang memadai dan efisien. Dengan demikian, apakah pada akhirnya  penduduk merupakan pemacu atau penghambat pembangunan, persoalannya bukan semata mata terletak pada besar atau kecil jumlahnya. Akan tetapi juga tergantung pada kapasitas penduduk tersebut, baik selaku konsumen atau sumber permintaan maupun selaku produsaen atau sumber penawaran.


2.4.       Angkatan Kerja dan Pengangguran

Kesempatan kerja
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing.
Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja.
Sementara itu, angkatan kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya manusia.
Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak selalu memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan.
            Usia Kerja adalah suatu tingkat umur seseorang yang diharapkan sudah dapat bekerja dan menghasilkan pendapatannya sendiri. Usia kerja ini berkisar antara 15 sampai 55 tahun. Selain penduduk dalam usia kerja, ada juga penduduk di luar usia kerja, yaitu di bawah usia kerja dan di atas usia kerja. Penduduk yang dimaksud yaitu anak-anak usia sekolah dasar dan yang sudah pensiun atau berusia lanjut.
Bagian lain dari penduduk dalam usia kerja adalah bukan angkatan kerja. Yang termasuk di dalamnya adalah para remaja yang sudah masuk usia kerja tetapi belum bekerja atau belum mencari perkerjaan karena masih sekolah. Ibu rumah tangga pun termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja.
Penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja, dikelompokkan menjadi tenaga kerja (bekerja) dan bukan tenaga kerja (mencari kerja atau menganggur). Tenaga Kerja (man power) adalah bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses produksi serta menghasilkan barang atau jasa.

Selanjutnya penduduk usia kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Khusus untuk angkatan kerja meliputi antara lain:
a)      Bekerja
b)      Punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja
c)      Mencari pekerjaan (pengangguran terbuka).
           
Penduduk Usia Kerja adalah Penduduk yang berumur 15 tahun keatas.
·         Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.
·         Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
·         Setengah penganggur adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah pengangguran yang dimaksudkan defenisi itu disebut sebagai setengah pengangguran terpaksa. Sedangkan orang yang bekerja dibawah 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain dikelompokkan sebagai setengah pengangguran sukarela.

Tingkat pengangguran = Tingkat pengangguran terbuka (Pengangguran terbuka dibagi Angkatan kerja dikali 100) + Tingkat pengangguran setengah pengangguran terpaksa
Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi).

Pengangguran

            Pengangguran adalah angkatan kerja yang belum dan sedang mencari pekerjaan. Pengangguran terjadi karena jumlah penawaran tenaga kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja. Dengan kata lain, terjadinya surflus penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja.
Pengangguran seringkali menjadi salah satu permasalahan negera-negara berkembang, disatu sisi jumlah penduduk dari tahun ketahun terus bertambah, disisi lain peningkatan kemampuan ekonomi, baik pemerintah maupun swasta tidak secepat peningkatan jumlah penduduk. Terjadinya ketimpangan antara laju permintaan lapangan kerja dengan laju penawaran lapangan kerja mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah pengangguran.






2.5.       Kebijakan kepenudukan dan ketenagakerjaan


Kebiajakan kependudukan dan ketenagakerjaan yang dapat dilakukan oleh pemerintah agar penduduk menjadi pemacu pembangunan ekonomi, ialah:

1.      Peningkatan kualitas penduuk, melalui program perluasan pendidikan dan perbaikan mutu pendidikan.
2.      Mengendalikan pertumbuahan dan kualitas penduduk, melalui program keluarga berencana, perbaikan layanan kesehatan dasar.
3.      Pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program transmigrasi, pemerataan pembangunan antar wilayah.
4.      Penyempurnaan system informasi kependudukan melalui program pengembangan administrasi, dan penataan statistic kependudukan.
5.      Pendayagunaaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar